Minggu, 27 Agustus 2017

Artikel; Guru, Hari Guru dan Mutu Pendidikan

Guru, Hari Guru dan Mutu Pendidikan
AMRIL

Guru
            Pahlawan tanpa tanda jasa yang sering disematkan kepada seluruh guru. Guru merupakan suri tauladan bagi seluruh murid-muridnya. Guru yang mempunyai sikap membaur terhadap siswa-siswanya akan menjadikan suatu proses pendidikan yang baik membina akhlak dan kepribadian siswanya. Guru merupakan seorang yang mempunyai peran utama dalam memberikan suatu pengetahuan kepada murid-muridnya dimulai dari mengenalkan ilmu, akhlak, motivasi,serta dunia luar yang masih belum ia kenal.
            Guru merupakan teladan yang baik dalam segala hal bagi siswanya, dengan demikian guru bukan hanya mengajarkan saja kepada muridnya, namun lebih dari itu. Guru harus mengajarkan, memberi contoh dan membiasakan hal-hal positif bagi siswa agar tercipta teladan yang patut dicontoh. Guru harus mampu menempatkan diri dengan seluruh warga sekolah agar tercipta komunikasi yang baik sehingga memberikan efek yang jelas terhadap di tempat mengajar.
            Guru harus mempunyai wawasan yang luas, sehingga Pengetahuannya selalu bertambah dan diperbaharui sesuai masanya. Guru menyampaikan sesuatu hal yang terbaru akan menjadikan salah satu hal yang menarik bagi siswanya sehingga daya tarik tersebut menjadikan guru selalu dinantikan dengan pengetahuan-pengetahuan yang terbarunya terutama yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Menurut Gerstner, peranan guru tidak hanya sebagai teacher(pengajar), tapi juga berperan sebagai; pertama, Pelatih(coach). Guru yang profesional mampu berperan seperti pelatih olahraga.ia lebih banyak membantu siswanya dalam permainan. Sebagai pelatih, guru harus senantiasa memotivasi siswanya untuk menguasai materi pelajaran, bekerja keras, mencapai prestasi setinggi-tingginnya, kedua, Konselor, guru harus mampu sebagai sahabat dan teladan siswa, sertamampu menciptakan suasana. ketiga, manager belajar. Guru yang profesional juga harus bertindak laiknya manajer perusahaan. Ia harus mampu mengatur dan menggondisikan proses belajar siswanya. Disisi lain, ia juga harus mampu berbaur sebagai bagian dari siswa , ikut belajar bersama mereka.
Guru di Indonesia masih banyak hanya terpaku terhadap tugas mengajarnya saja, dan masih rendah mengenai kesadaran untuk menulis. Padahal guru sangat berpotensi sebagai produsen bukan hanya konsumen dalam berbagai tulisan. Pondasi dalam menulis memang harus dimulai dari bawah secara sistematis, berkelanjutan, dan konsisten. Dan akan lebih efektif lagi materi menulis diberikan kepada siswa-siswa baik dalam jam efektif maupun ekstrakurikuler. Jika itu terjadi maka kelak generasi bangsa Indonesia akan berkembang pesat dan produktif dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah konsisten terhadap menulisnya.
Hari Guru
Hari Guru Nasional diperingati bersamaan dengan perayaan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ini bermula dengan perjuangan para guru Tanah Air melalui Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Organisasi ini berasal dari berbagai kalangan guru desa, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru desa dll . Umumnya mereka bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat. Masih banyak organisasi guru dengan beragam latar belakang seperti keagamaan, kebangsaan, dan lainnya. Nama PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Dengan penambahan kata “Indonesia” sangat mengejutkan pemerintah Belanda pada saat itu. Hal tersebut memperlihatkan atau mengusung semangat kebangsaan yang mempunyai tujuan tertentu.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan mendorong para guru memperjuangkan persamaan hak dengan pihak Belanda. Secara bertahap, jabatan Kepala HIS (Hollandsch Inlandsche School atau sekolah Belanda untuk bumi putera) mulai diambil alih orang Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru Indonesia tak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional melawan penjajah.
Pada saat Pemerintah Jepang, Jepang melarang semua organisasi dan menutup semua sekolah dan membungkam PGI Pada masa tersebut. Barulah setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGI kembali menggeliat. Kongres Guru Indonesia digelar pada 24–25 November 1945 di Surakarta. Para peserta kongres sepakat menghapuskan semua organisasi dan kelompok guru berlatar belakang perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku. Inilah cikal bakal bersatunya guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka akhirnya meresmikan kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945. Dan sejak saat itu, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional dan menjadikannya momentum penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa di Tanah Air. Hari Guru tersebut dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa kepada guru, kepala sekolah, dan perangkat sekolah lainnya.
Mutu Pendididkan
Pendidikan Merupakan suatu hal pokok untuk menopang suatu bangsa, dari pendidikanlah akan terlihat kualitas manusia yang hidup di suatu negara dalam membangun nagaranya. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa inilah merupakan peran guru yang sangat vital, sebagai contoh yang sangat mendasar dalam sejarah pada perang dunia Kedua Negara Jepang yang terkena BOM ATOM oleh Amerika dan sekutunya yang mengakibatkan hancur leburnya wilayah atau Negara Jepang. Pemerintah jepang Bukan mengurusi wilayah yang hancur lebur, Namun lebih mengutamakan Berapa banyak GURU yang masih hidup. Dari situ kita bisa lihat bahwa Perhatian Pemerintah seharusnya bertuju kepada Guru untuk membangun Bangsa yang cerdas dan berkarakter seperti yang dicita-citakan.
Kalau dilihat Human Index Development (HDI), Indonesia menjadi negara yang kualitas Sumber daya manusia dan kesehatanya memprihatinkan. Berdasarkan HDI tahun 2007 peringkat Indonesia berada pada 107 dari 177 Negara hal tersebut dikarenakan rendahnya budaya baca masyarakat Indonesia. Hal tersebut masih dibawah negara Malaysia, Thailand dengan peringkat 63 dan 78. Jika budaya baca itu masih belum diubah maka hal tersebut akan semakin membuat negara indonesia akan semakin merosot terus .
Mutu Pendidikan itu tidak akan terlepas dari berbagai stakeholder yang ada di dalam pendidikan itu sendiri. Mutu pendidikan dimulai dari Keluarga yang membentuk Karakter anak lebih kuat dengan penuh kasih sayang terhadap anak karena didalam keluarga yang harmonis akan membentuk anak yang cerdas dalam menempuh pendidikannya. Sekolah merupakan Rumah Kedua yang akan membuat anak cerdas dalam hal ilmu, berakhlak mulia, berbudaya, dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Tempat yang Ketiga yaitu lingkungan, lingkungan sangat berperan penting terhadap Karakter anak. sikap anak banyak berubah mengikuti lingkungan yang ada disekitarnya, seperti kata pepatah, “jika seseorang bergaul dengan seorang  ustadz maka paling tidak ia akan sering sholat.” Peranan Pemerintah sendiri untuk mengatur secara sistematis segala sarana Prasarana dan kesejahteraan para pelaku pendidikan dan yang merasakan pendidikan dengan penuh kenyamanan dan ketenangan sehingga tercipta pendidikan yang sesuai seperti mutu pendidikan berkualitas.
Namun mutu Pendidikan yang berkualitas akan dapat diraih apabila seluruh elemen yang terlibat berusaha bersungguh-sungguh untuk memajukan pendidikan demi kemajuan bangsa, jika salah satu yang ada di dalamnya pincang maka Mutu pendidikan yang berkualitas akan sulit diraih. Semoga kita dapat berbuat sesuatu untuk mencerdaskan Anak Bangsa yang berkarakter dan berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aset Dinas Pendidikan ; Serah terima Aset di SD N

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT DINAS PENDIDIKAN Alamat : ........................................................