Guru, Hari Guru dan Mutu Pendidikan
AMRIL
Guru
Pahlawan tanpa tanda jasa yang
sering disematkan kepada seluruh guru. Guru merupakan suri tauladan bagi
seluruh murid-muridnya. Guru yang mempunyai sikap membaur terhadap
siswa-siswanya akan menjadikan suatu proses pendidikan yang baik membina akhlak
dan kepribadian siswanya. Guru merupakan seorang yang mempunyai peran utama
dalam memberikan suatu pengetahuan kepada murid-muridnya dimulai dari
mengenalkan ilmu, akhlak, motivasi,serta dunia luar yang masih belum ia kenal.
Guru merupakan teladan yang baik
dalam segala hal bagi siswanya, dengan demikian guru bukan hanya mengajarkan
saja kepada muridnya, namun lebih dari itu. Guru harus mengajarkan, memberi
contoh dan membiasakan hal-hal positif bagi siswa agar tercipta teladan yang
patut dicontoh. Guru harus mampu menempatkan diri dengan seluruh warga sekolah
agar tercipta komunikasi yang baik sehingga memberikan efek yang jelas terhadap
di tempat mengajar.
Guru harus mempunyai wawasan yang luas,
sehingga Pengetahuannya selalu bertambah dan diperbaharui sesuai masanya. Guru
menyampaikan sesuatu hal yang terbaru akan menjadikan salah satu hal yang
menarik bagi siswanya sehingga daya tarik tersebut menjadikan guru selalu
dinantikan dengan pengetahuan-pengetahuan yang terbarunya terutama yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Menurut
Gerstner, peranan guru tidak hanya sebagai teacher(pengajar), tapi juga
berperan sebagai; pertama, Pelatih(coach). Guru yang profesional mampu berperan
seperti pelatih olahraga.ia lebih banyak membantu siswanya dalam permainan.
Sebagai pelatih, guru harus senantiasa memotivasi siswanya untuk menguasai
materi pelajaran, bekerja keras, mencapai prestasi setinggi-tingginnya, kedua,
Konselor, guru harus mampu sebagai sahabat dan teladan siswa, sertamampu
menciptakan suasana. ketiga, manager belajar. Guru yang profesional juga harus
bertindak laiknya manajer perusahaan. Ia harus mampu mengatur dan
menggondisikan proses belajar siswanya. Disisi lain, ia juga harus mampu berbaur
sebagai bagian dari siswa , ikut belajar bersama mereka.
Guru
di Indonesia masih banyak hanya terpaku terhadap tugas mengajarnya saja, dan
masih rendah mengenai kesadaran untuk menulis. Padahal guru sangat berpotensi sebagai
produsen bukan hanya konsumen dalam berbagai tulisan. Pondasi dalam menulis
memang harus dimulai dari bawah secara sistematis, berkelanjutan, dan
konsisten. Dan akan lebih efektif lagi materi menulis diberikan kepada
siswa-siswa baik dalam jam efektif maupun ekstrakurikuler. Jika itu terjadi
maka kelak generasi bangsa Indonesia akan berkembang pesat dan produktif dan
sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah konsisten terhadap menulisnya.
Hari
Guru
Hari Guru Nasional diperingati bersamaan
dengan perayaan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ini
bermula dengan perjuangan para guru Tanah Air melalui Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) pada 1912. Organisasi ini berasal dari berbagai kalangan guru desa, pemilik sekolah, kepala sekolah,
guru desa dll . Umumnya mereka bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah
Rakyat. Masih banyak
organisasi guru dengan beragam latar belakang seperti keagamaan, kebangsaan,
dan lainnya. Nama PGHB berubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Dengan penambahan kata “Indonesia” sangat mengejutkan pemerintah Belanda pada saat itu. Hal tersebut
memperlihatkan atau mengusung semangat kebangsaan yang mempunyai tujuan tertentu.
Kesadaran kebangsaan dan semangat
perjuangan mendorong para guru memperjuangkan persamaan hak dengan pihak
Belanda. Secara bertahap, jabatan Kepala HIS (Hollandsch Inlandsche School atau sekolah Belanda untuk bumi putera) mulai diambil alih orang
Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru
Indonesia tak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi
dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional melawan penjajah.
Pada saat Pemerintah Jepang, Jepang melarang semua organisasi dan menutup semua sekolah dan
membungkam PGI Pada masa tersebut. Barulah
setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGI kembali menggeliat. Kongres Guru Indonesia digelar pada 24–25
November 1945 di Surakarta. Para
peserta kongres sepakat menghapuskan semua organisasi dan kelompok guru
berlatar belakang perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah,
politik, agama, dan suku. Inilah cikal bakal bersatunya guru-guru yang aktif
mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik
Indonesia yang baru dibentuk. Mereka
akhirnya meresmikan kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25
November 1945. Dan sejak saat itu, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI
sebagai Hari Guru Nasional dan menjadikannya momentum penghormatan kepada para
pahlawan tanpa tanda jasa di Tanah Air. Hari Guru tersebut dirayakan dalam bentuk upacara peringatan
di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa kepada guru, kepala sekolah, dan
perangkat sekolah lainnya.
Mutu Pendididkan
Pendidikan
Merupakan suatu hal pokok untuk menopang suatu bangsa, dari pendidikanlah akan
terlihat kualitas manusia yang hidup di suatu negara dalam membangun nagaranya.
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa inilah merupakan peran guru yang sangat vital,
sebagai contoh yang sangat mendasar dalam sejarah pada perang dunia Kedua
Negara Jepang yang terkena BOM ATOM oleh Amerika dan sekutunya yang
mengakibatkan hancur leburnya wilayah atau Negara Jepang. Pemerintah jepang
Bukan mengurusi wilayah yang hancur lebur, Namun lebih mengutamakan Berapa
banyak GURU yang masih hidup. Dari situ kita bisa lihat bahwa Perhatian Pemerintah
seharusnya bertuju kepada Guru untuk membangun Bangsa yang cerdas dan
berkarakter seperti yang dicita-citakan.
Kalau
dilihat Human Index Development (HDI), Indonesia menjadi negara yang kualitas
Sumber daya manusia dan kesehatanya memprihatinkan. Berdasarkan HDI tahun 2007
peringkat Indonesia berada pada 107 dari 177 Negara hal tersebut dikarenakan
rendahnya budaya baca masyarakat Indonesia. Hal tersebut masih dibawah negara Malaysia,
Thailand dengan peringkat 63 dan 78. Jika budaya baca itu masih belum diubah
maka hal tersebut akan semakin membuat negara indonesia akan semakin merosot
terus .
Mutu
Pendidikan itu tidak akan terlepas dari berbagai stakeholder yang ada di dalam
pendidikan itu sendiri. Mutu pendidikan dimulai dari Keluarga yang membentuk Karakter
anak lebih kuat dengan penuh kasih sayang terhadap anak karena didalam keluarga
yang harmonis akan membentuk anak yang cerdas dalam menempuh pendidikannya.
Sekolah merupakan Rumah Kedua yang akan membuat anak cerdas dalam hal ilmu,
berakhlak mulia, berbudaya, dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Tempat
yang Ketiga yaitu lingkungan, lingkungan sangat berperan penting terhadap
Karakter anak. sikap anak banyak berubah mengikuti lingkungan yang ada
disekitarnya, seperti kata pepatah, “jika seseorang bergaul dengan seorang ustadz maka paling tidak ia akan sering
sholat.” Peranan Pemerintah sendiri untuk mengatur secara sistematis segala
sarana Prasarana dan kesejahteraan para pelaku pendidikan dan yang merasakan
pendidikan dengan penuh kenyamanan dan ketenangan sehingga tercipta pendidikan
yang sesuai seperti mutu pendidikan berkualitas.
Namun
mutu Pendidikan yang berkualitas akan dapat diraih apabila seluruh elemen yang
terlibat berusaha bersungguh-sungguh untuk memajukan pendidikan demi kemajuan
bangsa, jika salah satu yang ada di dalamnya pincang maka Mutu pendidikan yang
berkualitas akan sulit diraih. Semoga kita dapat berbuat sesuatu untuk
mencerdaskan Anak Bangsa yang berkarakter dan berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar